Cari Blog Ini

Jumat, 13 Agustus 2010

RUKUN ISLAM (bagian 1)

RUKUN ISLAM
Pada 14 abad yang lalu nabi Muhammad pernah bersabda : agama islam itu didirikan atas lima perkara,  yaitu: menyaksikan tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu  UtusanNya, menegakkan sholat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadhan serta haji ke baitullah bagi orang yang telah mampu menuju kesana.
Setiap amalan yang dilakukan umat islam hendaknya tidak sebatas mengerjakan ritual, seremonial atau sebatas upacara yg penuh dengan aturan-aturan dan tatatertibnya. Tapi setiap amalan tersebut mestinya membawa nilai yg menjadi ruh dalam kehidupannya sehari-hari, dan menurut hemat saya nilai dibalik amalan ritual itulah yg dikehendaki Tuhan untuk  dihidupkan dalam kehidupan kita sehari-hari di alam dunia ini.
Sebagai contoh ibadah sholat  yang merupakan rukun islam yg kedua, kebanyakan umat islam banyak mempermasalahkan bahkan bertengkar dalam hal tata tertib maupun cara dalam melaksanakan upacara/ritual sholat tersebut, mereka bertengkar membahas bolehnya menjahirkan niat atu cukup sir didalam hati saja, masalah bismillah dalam membaca fatiha apakah di jahirkan dengan keras atau cukup di samarkan?,  do’a qunut dalam sholat subuh ada yg mengatakan bid’ah dan ada yg berpendapat sunnah, energi umat ini habis membahas masalah-masalah yg menurut saya bukan masalah yang urgen/pokok. Tata tertib atau cara sholat menurut saya itu hanya lapisan yg paling luar bukan merupakan hal yang inti didalam ibadah ini, kalaulah di umpamakan buah-buahan maka tata tertib atau cara sholat itu adalah kulitnya sedangkan nilai dibalik ritual sholat itulah intisarinya ibarat buah tadi, nilai itulah isi dari buah  yang harus kita nikmati. Ketika seseorang memahami sholat hanya sebatas ritual/upacaranya saja, berarti dia mengenal shaolat hanya sebatas kulitnya saja tidak sampai merasakan isinya. Apakah nilai-nilai yang terkandung dibalik gerakan-gerakan diadalam upacara/ritual sholat? Paling tidak ada lima gerakan yg pokok didalam upacara sholat,
1, berdiri tegak lurus,
 berdiri adalah simbolis dari seseorang yang teguh pendirian tidak bimbang kekiri maupun kekanan  yakin dalam mengambil keputusan, pandangan lurus kearah tempat sujud merupakan simbol keseriusan dan fokus pada tujuan. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang telah mengenal tuhannya. Bagaimana  cara seseorang dapat mengenal tuhannya, padahal tuhan itu tidak seumpama dengan sesuatu, tidak ada seorangpun yg setara denganNya, suci dari segala perumpamaan. Tuhan yg dalam defenisi tersebut tidak mungkin hadir dimuka bumi, tetapi karena manusia sangat memerlukan petunjuk Tuhan agar mereka mendapatkan keselamatan dan kedamaian maka Tuhan memeberi petunjuk kepada manusia melalui perantaraNya/rasulNya yg mana rasul tersebut adalah manusia biasa seperti mereka juga.
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. Qs. Asy Syuura :51
Dengan manusia mempercayai rasul tersebut berarti mereka telah mempercayai tuhan yg tak seumpama sesuatu. Rasul itulah tajalli Tuhan dimuka bumi. Rasul itulah tempat sujudnya, tujuan hidupnya, tempat dia mengarahkan pandangannya.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.qs. An Nisaa :80
2. rukuk
Posisi rukuk adalah simbol ketundukan seseorang hamba kepada Tuhannya yang siap mendengarkan dan memperhatikan apa saja yg menjadi perintah atau nasihat dari Tuhannya.
3.sujud.
Kalau kita perhatikan seseorang ketika sedang sujud dengan jelas dapat kita lihat posisi kepala yg selama ini diatas dan merupakan simbol kemuliaan  maka ketika sujud kepala yg mulia tersebut posisinya berubah menjadi lebih rendah dari bokong yg mungkin selama ini bokong dianggap simbol kehinaan karena memang posisinya juga di belakang. Sujud adalah simbol  kepatuhan/ketaatan seorang umat, hamba, makmum kepada  pemimpinnya, tuhannya, maupun imamnya. Ketaatan seorang umat kepada pemimpinnya tidak memandang status sosial dari pemimpinnya tersebut, meskipin sang pemimpin selama ini orang yg hina dan yg menjadi umat mungkin dari status sosialnya adalah orang yg mulia tapi dalam hal kepatuhannya kepada imam sebagai wakil Tuhan dimukla bumi  si umat pun sanggup taat dan tunduk kepada pemimpinnya tersebut. Mestinya makna dibalik simbol sujud ini bisa kita bawa dalam kehidupan kita sehari-hari.
4.duduk tasyahud/persaksian
Didalam duduk tasyahud ketika sholat seseorang mengucapkan puji-pujian kepada Tuhannya lalu  mendoakan keselamatan kepada para nabi dan menyaksikan utusanNya,membacakan sholawat dan salam kepada rasulnya serta kepada orang-orang yg beriman kepadanya.
Ini adalah symbol kehidupan manusia dimasyarakat yang mempunyai hubungan kepada tuhan, hubungan kepada wakil tuhan (rasul dan para penggantinya) serta hubungan kepada manusia sesamanya yg telah mempercayai rasul. Duduk merupakan melambangkan kesetaraan diantara manusia tidak ada yg lebih mulia maupun yg lebih rendah. Posisi ini mengisyaratkan harus adanya musyawarah didalam komunitas orang-orang yg telah beriman untuk mengambil sebuah kebijakan dan keputusan.
5. salam
Salam kekanan dan kekiri mengisyaratkan seseorang harus menebarkan keselamatan dan kedamaian kepada orang-orang disekelilingnya.
Itulah lima point utama yg bisa saya jelaskan didalam gerakan ritual sholat . begitu pula amalan amalan yg lain seperti zakat,puasa, dan haji. Dibalik gerakan-gerakan didalam tata tertib atau cara berupacara/ ritual ada makna/nilai yang  harus kita gali dan kita hidupkan dalam keseharian kita.
Sebelum membahas makna/nilai dibalik ibadah-ibadah yang lain saya akan menjelaskan hal yang paling mendasar terlebih dulu, yaitu  syahadatain rukun islam yang pertama, “syahadatain” merupakan suatu sikap yg menjadi gerbang awal seseorang itu dikatakan islam atu tidak beriman tau kapir. Banyak diantara manusia yang tidak mengerti makna dibalik kalimat syahadat yg sering dia ucapkan padahal syahadatain ini merupakan dasar dari bangunan islam yang dia jadikan sebagai agamanya. Bisa anda banyangkan bagaimana jadinya sebuah bangunan bila mempunyai dasar/pondasi yg rapuh dan tidak kuat. Tentu bangunan itu akan mudah roboh dan hancur.
1.    Menyaksikan tidak ada Tuhan melainkan Allah.
Diawal tulisan sudah saya jelaskan bagaiman caranya untuk mengenal Tuhan yang tidak seumpama dengan sesuatu, tidak ada seorangpun yg setara denganNya bahkan maha suci Tuhan dari segala perumpamaan yg diberilkan kepadaNya.
Tuhan sebgai wujud yang mutlak, universal, tidak seumpama dgn sesuatu, awal tiada bermula, akhir tanpa kesudahan, esa.  Tuhan yg bersifat seperti itu tidak bisa hadir dalam dunia materi, maka diantara para Arif terdahulu menjelaskan tanazulnya tuhan ke alam materi membagi alam ini menjadi beberapa tingkatan, ada yg membaginya menjadi 7alam(martabat alam tujuh), alam ahadiyat,wahdat,wahidiyat,arwah,mitsal, ajsam,insan kamil, ada yg membaginya menjadi 4 tingkatan, alam lahut, jabarut, malakut, nasut, dan ada yg membaginya menjadi 3 tingkatan, alam ide,alam pikir dan alam materi. tuhan yg dipahami sbgai wujud mutlak yg tidak seumpama sesuatu itu ada di wilayah alam ahadiyat/lahut atau alam ide, karena dialam itulah tidak ada yg lain selain Dia(esa). lalu tuhan bertanazul/bertajalli ke alam materi jadilah alam semesta ini sebagai perwujudanNya, tapi diantara tajalli tuhan ada yg paling sempurna dialah muhammad nurullah, muhammad yg bukan bapak dari seorang laki2 akan tetapi muhammad yg menjadi jalan mengenal Tuhan.  Setelah seseorang mengenal Allah melalui Muhammad/rasul maka wajiblah bagi seorang tersebut berikrar janji setia dengan mengucapkan dua kalimat syahadat (“syahadatain”) sebagai bukti bahwa dia telah berserah diri kepada tuhan melalui manusia yang datang kepadanya/rasul. Rasul itulah tempat sujudnya, tujuanhidupnya, tempat dia mengarahkan pandangannya.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan kunci/khatam/pengesah nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Qs. Al Ahzab :40

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.qs. An Nisaa :80
2.      Menyaksikan Muhammad (manusia terpuji) itu hamba dan Rasulullah.
Setelah seseorang mengenal Tuhan melalui seorang manusia yang menjadi tajalliNya. manusia sebagai tajalliNya itulah yang dimaksud dengan Muhammad rasulullah, bukan sebatas Muhammad yang hanya dikota mekkah pada saat 14 abad yang lalu, tapi Muhammad yang senantiasa ada disaat kapanpun baik waktu dulu, akan datang maupun saat sekarang. Dihadapan Muhammad yang seperti inilah dia mengucapkan duakalimat syahadat.

Sudahkah kita bersyahadat di depan Muhammad rasulullah? Kalau sudah barulah nanti saya akan jelaskan makna/nilai di balik ritual puasa yang menjadi rukun islam yang ketiga. insyaAllah!

RUKUN ISLAM (bagian 2)

Makna puasa
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,qs. 2:183.
Ayat diatas mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, apalagi di bulan ramadhan ini hampir setiap saat ayat ini dikumandangkan muali dari mushalla-mushalla, masjid-masjid maupun acara-acara pengajian. Ayat diatas adalah seruan Tuhan tentunya melalui rasulnya kepada orang-orang yang telah beriman untuk berpuasa. Ternyata dari ayat tersebut diketahui bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada orang-orang yang beriman dizaman sekarang, tetapi puasa juga merupakan amalan orang-orang yang beriman terdahulu. Diakhir ayat dikatakan bahwa puasa bertujuan untuk menjadikan orang-orang beriman menjadi bertaqwa. Sebagian orang mengatakan “taqwa” adalah sikap kepatuhan kepada Tuhan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kalau dilihat dari segi bahasa Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara/menjaga. Tujuan akhir diwajibkannya berpuasa agar orang-orang yang beriman mencapai derajat takwa, sebuah keadaan seseorang yang telah terpelihara/terjaga atau seseorang yang telah tersadarkan/tercerahkan (telah mengenal Tuhan).
Apakah yang dimakud dengan puasa? Dari segi syariat Puasa (ᚢhaum) dalam agama islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, kalau dari segi bahasa shaum bararti menahan diri. Adapun cara berpuasa didalam syariat masing-masing agama berbeda-beda, konon katanya yang pernah saya baca dalamsebuah hadis bahwa puasa umat terdahulu sebelum nabi Muhammad adalah sehari semalam mereka hanya boleh makan dan minum disaat maghrib saja, bahkan dalam hadis tersebut dikatakan pada awalnya umat muhammadpun mengamalkan puasa yang seperti ini tapi karena ada yang tidak kuat akhirnya puasanya cukup hanya mulai dari terbit fajar dan sampai matahri terbenam. Jadi, puasa merupakan sebuah tradisi yang sudah ada semenjak dahulu kala, puasa merupakan sebuah langkah/tahapan yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai tingkat taqwa yaitu sebuah keadaan yang tercerahkan/terang benderang. Adapun cara didalam melaksanakan puasa masing-masing umat berbeda-beda.
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari´at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari´at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Qs.al hajj:67
Seperti yang saya katakan dalam tulisan sebelumnya bahwa dari setiap amalan yang ada dalam agama ini tidak hanya sebatas syari’at/ritual tetapi juga mempunyai makna yang tersirat atau nilai-nilai mulia yang menjadi ruh dari ritual itu sendiri. Tadi sudah saya bahas sedikit pengertian puasa secara syar’I dan bahasa, sekarang mari kita gali makna puasa dari segi hakikatnya. Puasa diwajibkan ketika di bulan ramadhan. Siapakah bulan ramadhan? Alqur’an menjawab.
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Qs. Al Baqarah :185
Puasa diperuntukkan bagi yang sudah menyaksikan bulan ramadhan, bulan adalah lambang dari seseorang yang memberi petunjuk yaitu seseorang yang telah diturunkan alqur’an kepadanya dialah Rasulullah, seorang manusia yang menjadi media bagi Allah untuk menyampaikan risalah-risalahNya. Ketika seseorang telah menyaksikan rasulullah yang telah diturunkan alquran kepadanya, maka wajiblah bagi seseorang tersebut menahan dirinya untuk mendebat ataupun menyanggah ucapan rasul tersebut, karena setiap kata yang keluar dari mulut rasul tersebut adalah pelajaran yang mengandung banyak hikmah/pengertian-pengertian. “mulai terbit fajar sampai terbenam matahari” fajar sebuah keadaan terang dilangit sebagai bukti akan terbitnya sang matahari, matahari adalah simbol sang rasul Tuhan yg akan memberi penerangan. mulai dari saat itulah yaitu disaat rasul mulai terlihat wajiblah bagi seseorang menahan dirinya dari keinginan-keinginan nafsu pribadinya dan mendahulukan keinginan/kehendak Tuhan dan rasulNya sampai sang matahari itu pergi/terbenam dan hilang dari pandangannya. Semua itu dia lakukan agar pelajaran-pelajaran yang diberikan rasul kepadanya memberikan pencerahan kepadanya sehingga dia memahami hakikat kehidupan ini dan dapat mengenal Tuhan, jadilah ia orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang sudah tercerahkan/tersadarkan.
Demikianlah, makna/pengertian puasa yang dapat saya bagikan(sharing) kepada saudara-saudara semua, jangan dianggap inilah pengertian yang paling benar, saya hanya sebagian dari sekian banyak orang-orang yang telah beriman kepadaNya, yang terkadang setiap orang yang beriman mempunyai pandangan yang berbeda dalam memandang yang SATU, jadikanlah berbagai macam pandangan dari orang –orang yang beriman sebagai warna-warni yang semuanya bersumber dari yang SATU. Sang SATU itu seperti MUTIARA yang jikalau dipandang dari sudut yang berbeda akan menghasilkan cahaya yg berbeda pula. Wallahu a’lamu!